Gaya Hidup Peristiwa
Beranda » Blog » Dibalik Perjalanan Sastra Perempuan Samawa

Dibalik Perjalanan Sastra Perempuan Samawa

Table of Contents+

    Oleh : Uleceny

    Sehari sebelum pulang ke kampung kami, Sumbawa Tana Bulaeng. Terbersit dalam pikiranku, aku ingin berfoto di gedung parlemen DPR RI. Karena aku tahu, salah seorang putra terbaik Sumbawa, telah mewakili suara-suara kami di sana. Kanda H.Johan Rosihan, S.T, kuberanikan diri untuk menghubunginya, agar kami diundang. Alhamdulillah, Whatsappku berbalas.

    ” Assalamu’alaikum, Kak. Saya di Jakarta kak.”

    ” Waalaikumsalam, datang ke kantor dek. ” Ucapnya.

    ” Baik, Kak. Nanti saya mampir sebelum ke bandar udara internasional Soekarno-Hatta.”

    Puisi Bahasa Sumbawa Oleh Indra Karsyah (Koordinator Bidang Sejarah Komunitas Sastra Sumbawa – Panre Satera)

    ” Baik, Adik. Nanti ada stafku yang akan menjemputmu. ”

     

    Percakapan singkat, namun memberikan harapan untuk dapat berfoto di gedung DPR RI itu.

     

    Tibalah di Gedung Nusantara 1 lantai 3, ruang 334. Menuju gedung ini tentu melewati proses protokoler wakil rakyat. Ketertiban di wilayah kompleks parlemen selalu diutamakan. Menurutku sih, siapa pun yang masuk ke dalam gedung DPR harus mengikuti aturan yang ada. Di sinilah kita belajar memahami birokrasi.

    Wakil Bupati Sumbawa Beri Tips Sukses Kepada Seluruh Siswa SMANIGA Sumbawa

    Pertama kita memasuki halaman gedung, dengan memperlihatkan identitas kita, setelah lolos lalu kita ke bagian pendaftaran, dilanjutkan menuju pintu pemeriksaan barang bawaan. Kemudian menuju gedung Nusantara yang biasa disebut gedung kura-kura dan menuju lantai 3.

    Kami berfoto-foto di halaman depan gedung parlemen itu. Gedung yang berbentuk kubah dengan bentuk setengah lingkaran melambangkan kepakan sayap burung yang akan lepas, termasuk salah satu karya Soejoedi yang mengangkat nilai-nilai tradisi Indonesia.

    Kami bahagia, seperti mimpi. Beginilah ketika kesempatan itu datang.

    Bedah Buku Puisi “Perempuan Penjaga Tradisi”, WPI : Sarat Dengan Simbol-Simbol Makna

     

    Sambutan wakil rakyat NTB kanda H. Johan Rosihan, S. T, luar biasa. Kami bercengkrama dalam nuansa yang hangat dan kekeluargaan.

    ” Nggak ada yang ingin kamu sampaikan, Dek. ”

    ” Nggak ada Kak, cuman datang bertamu, ingin melihat – lihat tempat kanda bekerja. ” Jawabku.

     

    Sesekali aku bertanya tentang waktu, takut ketinggalan pesawat.

    Akhirnya, kami pamit, menuju bandara.

     

    Drama dimulai. Hujan lebat, macet sana sini, waktu di jalan lebih lama. Ah, ini Jakarta kawan, ketika kamu terlambat sedikit maka kesempatan pasti hilang. Inilah yang terjadi pada aku dan temanku. Ternyata bukan cuman aku, ada 5,6 orang yang senasib, harus reschedule.

    Membayar kembali dengan pembayaran 90 porsen. Uang di saku tinggal duaratus ribu, di ATM tinggal duaratus ribu juga. Aku diam, berpikir. “Bagaimana cara aku bisa pulang ya? ” Sahabatku, sibuk berharap sama petugas agar bisa ikut pesawat flight.

    Dalam kepalaku satu saja yang bisa mengatasi masalahku.

    Handphone aku sedari kemarin nggak bisa di charge. Handphone adikku Al yang aku pinjam, buat telepon.

     

    Kring, kring, kring, suara dering telepon Seberang. Dijawablah teleponku.

     

    ” Assalamu’alaikum Adik, gimana dek..??”

     

    ” Kakak, pesawatnya sudah terbang, kami tertinggal. ” Suaraku setengah memelas.

     

    ” Ha, ha, suara tertawa diseberang. Makanya, terlalu banyak tertawa tadi, sampai lupa waktu, bercandanya. ”

     

    Aku pun menjawab tertawanya.

     

    ” Ha, ha, kakak bertanggungjawab atas reschedule tiket kami kak. ”

     

    ” Ha, ha, iya dek, sudah kakak transfer itu. ”

     

    “Alhamdulillah, terimakasih kakak.” Aku tertawa dan bahagia, satu masalah selesai.

     

    ” Terimakasih, Kakak. ” Ucapku pula.

     

    Sepertinya malam ini kita akan menikmati malamnya kota Jakarta.

    Menuju kota Tua. Kota Fatahillah, kawasan bersejarah di Jakarta yang menyimpan jejak masa lalu kolonial Belanda. Kawasan ini menawarkan berbagai bangunan bersejarah, museum, dan aktivitas menarik yang bisa dinikmati oleh pengunjung.

     

    Kota Tua Jakarta

     

    Selamat malam…

    (Bersambung)

    Komentar

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Bagikan